Contoh Perhitungan OEE Lengkap beserta Rumusnya

Mengetahui contoh perhitungan OEE dapat membantu Anda mengukur efektivitas mesin selama proses produksi. Apalagi, perusahaan manufaktur pastinya perlu memantau ketersediaan barang dengan kualitas produk yang... .

Mengetahui contoh perhitungan OEE dapat membantu Anda mengukur efektivitas mesin selama proses produksi. Apalagi, perusahaan manufaktur pastinya perlu memantau ketersediaan barang dengan kualitas produk yang mereka hasilkan. 

Melalui perbandingan rasio antara seluruh jumlah barang yang dihasilkan dengan jumlah barang yang berkualitas, perhitungan ini membantu Anda meningkatkan produksi secara keseluruhan.

Jadi, manfaat OEE adalah mengukur apakah peralatan produksi bisa bekerja secara normal atau tidak. Selain itu, Anda jadi tahu mana mesin yang mengalami masalah dan membutuhkan perawatan segera dari perhitungan yang didapat. 

Cara mendapat nilai OEE akhir, yakni dengan mencari masing-masing indikator dan kemudian menggabungkannya. Untuk standar nilai OEE alias Overall Equipment Effectiveness yang utama terbagi menjadi Availability, Performance, dan Quality. 

List Contoh Perhitungan OEE

Seperti yang sudah Anda ketahui tadi, untuk mendapat nilai OEE, Anda harus mencari masing-masing indikatornya terlebih dahulu. Pembahasan berikut akan menjelaskan tiap-tiap indikator dan rumusnya. 

1. Availability

Availability adalah elemen ketersediaan yang mengukur efektivitas mesin selama proses produksi tengah berlangsung. Cara menghitung availability yakni dengan rumus:

Availability = (operation time/total waktu yang tersedia) x 100%

Operation time adalah waktu kerja mesin yang telah dikurangi saat mesin tidak beroperasi. Misalnya, total waktu yang tersedia dalam sehari adalah 7 jam atau 420 menit. Sementara downtime atau waktu henti mesinnya adalah 20 menit. 

Berarti berapa nilai availability? Berikut rumus OEE yang bisa Anda terapkan. 

Availability: (420-20)/420 x 100% = 95%

2. Performance

Contoh perhitungan OEE berikutnya adalah dari indikator performance. Indikator ini menilai kinerja mesin dalam proses produksi. Rumus menghitung performance, yaitu:

Performance = (Jumlah produk yang dihasilkan / total waktu yang tersedia x cycle time) x 100%

Misalnya waktu yang dibutuhkan untuk membuat 1 pcs produk adalah satu menit. Kemudian, suatu mesin mampu memproduksi 350 pcs selama 420 menit jam kerja. Lantas bagaimana cara menghitung performance rate?

Performance: (350/420 x 1) x 100% = 83%

3. Quality

Quality dalam OEE adalah indikator yang membandingkan jumlah produk berkualitas dari seluruh total produksi. Bagaimana cara menghitung quality?

Quality = (jumlah produk baik / total produk yang dihasilkan) x 100%

Nah, cara mencari jumlah produk baik adalah dengan mengurangi total barang produksi dengan produk yang cacat. Misalnya, dalam satu produksi bisa menghasilkan total 400 produk. Namun, yang cacat totalnya adalah 20 produk. 

Jadi, total jumlah produk baik ada 400 – 20 = 380. Jika ingin menghitung quality-nya, berarti masukkan masing-masing variabel ke rumus di atas. 

Quality : (380/400) x 100% = 95%

4. Hasil OEE

Setelah Anda menemukan besaran indikator availability, performance, hingga quality, selanjutnya Anda bisa menghitung hasil OEE. Rumusnya adalah sebagai berikut:

OEE = Availability x Performance x Quality 

Misalnya, Availability 95%, Performance 83%, dan Quality 95%. Berarti hasilnya:

OEE : 95% x 83% x 95% = 75%

Jadi, itulah contoh perhitungan OEE mulai dari indikator availability, performance, hingga quality. Anda harus mencari satu per satu indikator terlebih dahulu baru mengalikan semuanya untuk mendapatkan nilai OEE. 

Bagi Anda yang bekerja menggunakan alat berat, truk, atau kendaraan operasional sejenisnya, bisa menggunakan layanan jasa perawatan dan perbaikan dari Halo Auto Indo. 

Selain merawat dan memperbaiki alat berat, kami juga melayani remanufaktur, rekondisi kendaraan, hingga pengadaan sparepart atau suku cadang yang tentunya original dan bergaransi.

Leave a Reply