Istilah Euro 4 makin sering terdengar sejak pemerintah Indonesia resmi menerapkan aturan baru soal emisi kendaraan. Bagi sebagian orang, istilah ini mungkin terdengar teknis. Namun, sebenarnya standar emisi Euro 4 adalah bagian penting dari upaya global menekan polusi udara yang bersumber dari kendaraan bermotor.
Secara sederhana, Euro 4 adalah tingkatan standar emisi yang ditetapkan oleh Uni Eropa (European Union) untuk mengatur jumlah polutan yang boleh keluar dari knalpot kendaraan.
Prinsipnya sederhana, yakni semakin tinggi angka “Euro”, semakin ketat pula batas emisi yang diizinkan. Tujuannya tentu agar kendaraan makin ramah lingkungan tanpa mengorbankan performa.
Baca Juga: Berapa Konsumsi BBM Wheel Loader Per Jam? Ini Ulasannya
Daftar Isi :
ToggleStandar Emisi Euro 4 Bukanlah Hal yang Baru
Standar ini bukan hal baru di dunia otomotif. Euro 4 mulai berlaku di Eropa sejak pertengahan 2000-an, tepatnya tahun 2005 untuk kendaraan baru dan penerapannya sudah secara penuh pada 2006.
Setelah melewati fase Euro 1, 2, dan 3, muncul Euro 4 sebagai bentuk peningkatan signifikan dalam menekan gas buang berbahaya seperti karbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC), nitrogen oksida (NOₓ), dan partikulat (PM).
Menariknya, hingga Euro 4, kendaraan bensin belum wajib memiliki batas partikulat (PM).
Alasannya, karena mesin bensin pada masa itu menghasilkan partikel jauh lebih sedikit daripada mesin diesel.
Sebaliknya, pada kendaraan diesel, pembatasan partikulat sudah mulai berlaku dengan ketat.
Di sinilah peran Diesel Particulate Filter (DPF) menjadi penting, karena alat ini mampu menyaring partikel halus yang sebelumnya lolos dari proses pembakaran.
Batas Emisi di Standar Euro 4
Secara teknis, Euro 4 menentukan batas emisi berbeda untuk kendaraan bensin dan diesel. Angkanya memang terlihat kecil, tapi dampaknya besar terhadap kualitas udara.
Untuk mobil Euro 4 bensin, ketetapan batasnya adalah:
- CO (karbon monoksida): maksimal 1,00 gram per kilometer.
- HC (hidrokarbon): maksimal 0,10 gram per kilometer.
- NOₓ (nitrogen oksida): maksimal 0,08 gram per kilometer.
Sementara itu, untuk kendaraan diesel, standar emisi Euro 4 yang berlaku lebih ketat dan kompleks karena emisinya lebih beragam:
- CO: maksimal 0,50 gram per kilometer.
- HC + NOₓ (gabungan): maksimal 0,30 gram per kilometer.
- NOₓ terpisah: maksimal 0,25 gram per kilometer.
- PM (partikulat): maksimal 0,025 gram per kilometer.
Perbedaan ini membuat produsen kendaraan diesel harus beradaptasi dengan teknologi baru.
Selain DPF, beberapa produsen juga menggunakan sistem Selective Catalytic Reduction (SCR) untuk menekan kadar NOₓ.
Teknologi ini bekerja dengan menyemprotkan cairan khusus (biasanya urea cair atau AdBlue) ke gas buang agar polutan bisa diurai menjadi unsur yang lebih aman sebelum keluar dari knalpot.
Penerapan Standar Emisi Euro di Indonesia
Indonesia mulai serius mengadopsi standar emisi Euro 4 setelah terbitnya Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 20 Tahun 2017.
Aturan standar emisi Euro 4 ini menetapkan baku mutu gas buang kendaraan bermotor tipe baru kategori M, N, dan O. Dalam bahasa sederhananya, mobil penumpang, mobil barang, dan kendaraan tempel.
Untuk kendaraan bensin, penerapan Euro 4 bermula pada 8 Oktober 2018. Sementara kendaraan diesel baru wajib mengikuti standar ini pada 1 April 2022, setelah sempat mengalami penundaan dari jadwal semula, April 2021.
Penundaan tersebut terjadi karena kesiapan industri otomotif dan penyedia bahan bakar belum sepenuhnya merata di seluruh wilayah.
Langkah ini tentu tidak bisa berdiri sendiri. Pemerintah juga harus memastikan bahwa bahan bakar di pasaran memenuhi syarat teknis yang sesuai.
Misalnya, bahan bakar diesel untuk Euro 4 idealnya memiliki kandungan sulfur maksimal 50 ppm, angka cetane minimal 55, dan FAME (Fatty Acid Methyl Ester) maksimal 5 persen.
Tanpa bahan bakar berkualitas seperti itu, mesin berteknologi Euro 4 tidak akan berfungsi optimal.
Selain bahan bakar, infrastruktur uji emisi dan sistem pengawasan juga harus diperkuat. Tanpa pengawasan rutin, standar emisi hanya akan jadi aturan di atas kertas.
Pemerintah pusat bersama pemerintah daerah, besar harapan dapat memperluas fasilitas uji emisi dan memastikan kendaraan yang beroperasi tetap memenuhi ambang batas yang ditentukan.
Baca Juga: Kelebihan dan Kekurangan Energi Terbarukan, Apa Saja Itu?
Mengapa Penerapan Standar Emisi Euro 4 Indonesia Sangat Penting?
Ada beberapa alasan mengapa penerapan Euro 4 penting dan tidak bisa ada penundaan.
1. Kualitas Udara Sudah di Level yang Mengkhawatirkan
Pertama, kualitas udara di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung sudah berada pada level yang mengkhawatirkan.
Sebagian besar polusi tersebut berasal dari aktivitas kendaraan bermotor. Dengan penerapan Euro 4, diharapkan kadar gas beracun seperti NOₓ dan partikulat bisa ditekan secara signifikan.
2. Kesehatan Masyarakat
Kedua, faktor kesehatan masyarakat juga menjadi pertimbangan utama. Partikulat halus (PM2.5) dari kendaraan solar dapat masuk ke paru-paru dan memicu penyakit pernapasan kronis, asma, bahkan gangguan jantung.
Dengan batas emisi yang lebih ketat, risiko paparan zat berbahaya di udara bisa berkurang.
Baca Juga: 7 Perbedaan Energi Terbarukan dan Tidak Terbarukan
3. Mendorong Daya Saing Industri
Ketiga, standar ini juga mendorong daya saing industri otomotif Indonesia. Saat banyak negara sudah menerapkan standar emisi tinggi, Indonesia perlu menyesuaikan diri agar produk kendaraan dalam negeri tetap pasar global mau menerimanya.
Produsen mobil juga terdorong untuk berinovasi, menciptakan teknologi pembakaran yang lebih efisien, serta memanfaatkan sistem pengendalian emisi yang lebih canggih.
Dengan Penerapan Ini, Kendaraan Butuh Perawatan Lebih Baik
Dengan penerapan standar emisi Euro 4, artinya kendaraan masa kini butuh perawatan yang lebih teliti.
Mesin dengan sistem pembakaran modern, sensor oksigen, hingga komponen seperti DPF dan katalis, semuanya harus dalam kondisi prima supaya emisi tetap rendah dan performa tetap efisien.
Nah, di sinilah layanan seperti Halo Auto Indonesia jadi penting. Melalui platform ini, Anda bisa menjadwalkan servis, perawatan berkala, hingga pemeriksaan sistem emisi kendaraan truk hingga alat berat. Cek Halo Auto Indonesia sekarang!