Segala sesuatu pasti memiliki semacam kisah di baliknya. Termasuk dengan istilah lean manufacturing. Istilah, konsep, atau ideologi ini tidak langsung terbentuk. Melainkan ada sejarah lean manufacturing yang membuatnya muncul ke permukaan.
Taiichi Ohno ialah sosok yang mengembangkan sekaligus mempopulerkan istilah lean manufacturing ini. Asalnya dari Jepang, tepatnya ia adalah sosok eksekutif dan insinyur dalam Toyota Production System.
Istilah yang cukup populer dan bisa teraplikasikan dalam berbagai jenis dan model bisnis ini, dapat memaksimalkan penggunaan potensi atau sumber daya perusahaan tanpa pemborosan, tapi tetap dengan hasil maksimal.
Daftar Isi :
ToggleSejarah Lean Manufacturing, Rancangan Sistem Produksi Terbaik ala Jepang
Lean manufacturing adalah strategi dalam bidang operasional dan produksi dengan memahami bagian-bagian yang harus tereliminasi. Bagian yang tereliminasi disebut juga dengan waste. Sederhana? Iya. Tapi, tidak dengan sejarahnya:
1. Dasar Konsep Bukan dari Jepang
Tidak ada segala sesuatu yang sama sekali baru di dunia ini. Termasuk lean marketing. Bukan Taiichi Ohno yang meletakkan dasar-dasarnya, tapi konsep lean manufacturing sudah bercokol di dunia selama berabad-abad.
Bermula dari konsep yang jelas dari tulisan Benjamin Franklin yang judulnya Poor Richard’s Almanack. Di sini, sudah ada konsep bahwa mengurangi limbah akan menghindari terjadinya biaya yang tak diperlukan.
Kemudian, ada konsep lanjutan dari esai dengan judul The Way to Wealth karya Franklin yang sekaligus menjadi ‘peletakan batu pertama’ dari idenya ini.
Akhirnya berlanjut pada insinyur mesin bernama Frederick Winslow Taylor yang menggubah buku Principles of Scientific Management, tepatnya tahun 1911. Belum langsung teraplikasikan, tapi ini pijakan paling pentingnya.
2. Taiichi Ohno dan Shigeo Shingo Melakukan Praktik Ilmiah
Poin terbaiknya, kedua eksekutif Toyota ini juga membaca karya Frederick dan akhirnya muncullah istilah lean manufacturing.
Inilah momen saat sejarah lean manufacturing terbentuk. Keduanya begitu terkesan menjadikan ide dari Frederick menjadi studi serta praktik ilmiah setelah mereka membaca Principles of Scientific Management.
Memang, tidak bisa melakukan simplifikasi atas munculnya ide melakukan praktik ilmiah atas konsep dari Frederick yang didapatkan dari Franklin. Ini semua muncul saat terjadi kegelisahan dari produsen dan perusahaan-perusahaan Jepang.
3. Mereka Bisa Memproduksi Lebih Banyak, Kenapa Kita Tidak?
Pertanyaan ini yang mungkin muncul di benak eksekutif Toyota kala itu. Kecemburuan produksi menjadi awal mula dari tercetusnya praktik ilmiah dari ide Franklin.
Mereka? Siapa maksudnya? Mereka adalah para pekerja Jerman yang mampu menghasilkan produk tiga kali lebih banyak daripada pekerja di Jepang.
Mereka ialah pekerja Amerika yang bahkan bisa memproduksi lebih banyak tiga kali daripada pekerja Jerman.
Akhirnya, rasio yang cukup jauh ini memicu kegelisahan dari produsen dan perusahaan Jepang. Rasionya 9:1 antara produksi Amerika dan Jepang. Akhirnya, keduanya mencari sesuatu agar mampu mencapai tingkat produksi dan mengecilkan rasio.
4. Pencetusan Toyota Production System
Contoh lean manufacturing bisa Anda ketahui di bagian ini. Setelah meramu konsep atas kegelisahan dan menemukan referensi terbaik dari mengeliminasi ‘waste’ muncullah Toyota Production System. Banyak yang mengenalnya sebagai TPS.
TPS ini terbangun atas berbagai prinsip. Mulai dari prinsip efisiensi, prinsip untuk mengeliminasi waste atau pemborosan, hingga keterlibatan karyawan.
Secara umum, prinsip lean manufacturing terbagi jadi tiga yakni:
- Produksi Just In Time/JIT
- Pemetaan value stream/pemetaan aliran nilai
- Fokus kualitas
Kemudian, ada juga konsep ‘Kanban’ yang terkenal menjadi sistem atas kontrol stok/persediaan yang mengenalkan strategi bahwa produksi bisa perusahaan lakukan sesuai permintaan.
5. Toyota Berhasil dan Mulai Mendapatkan Pengakuan Global
Sekira tahun 70-80an, akhirnya TPS ini mendapatkan perhatian dari kancah Global. Toyota semakin besar, produknya semakin meluas, begitu juga dengan konsep produksi terbaiknya.
Akhirnya, ada tiga orang yakni Jones, Daniel Roos, dan Womack yang menerbitkan buku untuk membahas kemampuan Toyota dalam produksi, merekalah yang mengenalkan istilah ‘Lean Production’.
6. Adopsi Nilai
Tahap terakhir adalah adopsi nilai. Sejak ada konsep Lean Production, hampir semua industri otomotif menerapkannya. Akhirnya, konsep Lean tak cuma dalam produksi.
Melainkan sampai ke fungsi pemasaran, pelayanan, logistik, bahkan administrasi. Konsep ini pun tersebar dan diterapkan ke dalam berbagai industri mulai dari teknologi, hingga kesehatan.
Akhirnya, sejarah lean manufacturing yang sebenarnya cukup panjang, telah tersebar dan kita sudah mengenalnya dengan sebutan lean manufacturing.
FAQ
Siapa yang mempopulerkan lean manufacturing?
Dua orang dari Jepang yakni Shigeo Shingo dan Taiichi Ohno.
Sejak kapan lean manufacturing populer digunakan?
Perluasannya mulai tahun 1970 – 1980an dan mulai mendunia.
Konsep lean manufacturing apakah hanya untuk industri manufaktur?
Tidak. Kini penerapannya bisa untuk berbagai jenis industri.
Rawat Kendaraan Bisnis untuk Cegah Pemborosan
Mencegah pemborosan seperti dalam lean manufacturing bisa Anda lakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan merawat kendaraan bisnis demi mencegah biaya-biaya tak terduga.
Dengan layanan terbaik, kelengkapan spare part, plus pengalaman bertahun-tahun, Halo Auto Indonesia bisa menjadi pilihan terbaik untuk merawat kendaraan bisnis Anda.