Reliability Centered Maintenance: Definisi hingga Penerapan

Dalam pemeliharaan general, ada istilah Reliability Centered Maintenance (RCM). Istilah ini sebenarnya mirip dengan perawatan preventif karena fokusnya pada langkah pencegahan sebelum ada kerusakan atau... .

Dalam pemeliharaan general, ada istilah Reliability Centered Maintenance (RCM). Istilah ini sebenarnya mirip dengan perawatan preventif karena fokusnya pada langkah pencegahan sebelum ada kerusakan atau masalah.

Bedanya adalah pada fokus dari perbaikan itu sendiri. Perbaikan RCM berfokus pada reliability atau keandalan. Ini didapatkan dari istilahnya sendiri yakni reliability-centered. Selain agar keandalan terjaga, tujuan utama RCM yakni menghemat biaya.

Intinya, ini adalah perawatan yang akan memahami jauh-jauh hari soal potensi risiko, potensi kegagalan, dan juga penilaian sebelum hal yang tidak perusahaan atau bisnis inginkan terjadi.

Baca Juga: Preventive Maintenance: Jenis, Manfaat, dan Panduannya

Apa Itu Reliability Centered Maintenance?

Reliability centered maintenance adalah langkah perawatan yang mirip dengan berbagai upaya maintenance lainnya.

Hanya saja, jika upaya maintenance lain lebih berfokus pada alat, mesin, atau aset itu sendiri, RCM lebih memfokuskannya pada sistem dan proses itu sendiri.

RCM juga merupakan langkah dari perusahaan untuk melakukan identifikasi dan pendefinisian apa saja kebutuhan perusahaan serta langkah dari perusahaan untuk meminimalisir kegagalan sistem dan proses.

Tujuan utamanya sudah pasti, yakni agar keandalan dari sistem agar mampu mencapai tingkat keselamatan yang diinginkan, kesiapan dalam operasional, serta penggunaan aset dan semua hal dalam perusahaan secara optimal.

Bisa memahami perbedaannya? Jika upaya general maintenance langsung pada aset, RCM fokus pada upaya identifikasi untuk menentukan apa saja kebutuhan maintenance dari berbagai aset fisik tersebut. Ibaratnya, ini adalah sebuah ‘otak’ dari maintenance.

Tujuan RCM

reliability centered maintenance
reliability centered maintenance

Tidak jauh berbeda dengan tujuan preventive maintenance dan beberapa upaya perawatan lain, yakni demi mencapai efektivitas yang memang perusahaan inginkan. Namun, secara khusus ini tujuan upaya RCM:

  • Memberikan prioritas pada aset fisik perusahaan
  • Melakukan tahap pencegahan atas kerusakan dan risiko yang mungkin terjadi pada aset fisik
  • Mampu mendapatkan informasi demi improvement dari perawatan sebelumnya
  • Memelihara aset fisik
  • Pengembangan sistem maintenance
  • Meminimalisir biaya untuk maintenance

Kriteria Evaluasi Proses RCM

RCM berangkat dari kondisi bahwa semua aset yang ada dalam perusahaan dan fasilitas yang ada tidak sama pentingnya.

Dari sana, maka upaya maintenance satu ini adalah menawarkan peta jalan bagi manajemen dalam memprioritaskan, menugaskan pemeliharaan, dan mengoptimalkan setiap aset sesuai dengan prioritasnya.

Dalam reliability centered maintenance ada kriteria evaluasi, atau poin dan langkah dalam melakukannya. Ini adalah standar dari SAE JA1011 yang memang menjadi standar teknis. Setiap akan melakukan RCM, harus ada 7 pertanyaan ini:

  • Apa fungsinya?
  • Apa yang bisa menyebabkannya tak berfungsi atau gagal berfungsi?
  • Apa penyebab kegagalan fungsinya?
  • Apa yang akan terjadi jika semua fungsi tersebut gagal?
  • Apa poin penting dari terjadinya setiap kegagalan?
  • Apa langkah pencegahannya?
  • Bagaimana jika upaya pencegahan masih tidak ditemukan?

Setiap pertanyaan ini demi membuat perusahaan memahami fungsi dan langkah-langkah apa yang akan perusahaan perbuat saat fungsinya gagal atau untuk mencegahnya.

Tahapan Penerapan Reliability Centered Maintenance

Berdasarkan banyak contoh Reliability Centered Maintenance, ada beberapa tahapan utama yang bisa Anda ikuti untuk juga melakukannya dalam perusahaan:

1. Pilih Aset RCM

Pilih terlebih dahulu asetnya. Kriterianya seperti tingkat penting-tidaknya aset terkait pada operasional, biaya perbaikan sebelumnya, serta biaya preventive maintenance sebelumnya.

2. Merinci Fungsi Sistem dari Aset

Kemudian, Anda harus tahu fungsi sistemnya hingga bagan terkecil. Tujuannya demi menentukan apa saja syarat dalam melakukan maintenance terhadap aset terkait.

3. Menentukan Mode Kegagalan

Reliability maintenance adalah semacam simulasi yang mampu memprediksi kegagalan atau risiko di masa depan. Maka, langkah rasionalnya adalah menentukan mode kegagalan dari aset/peralatan dan sistem yang Anda pilih sebelumnya.

Misalnya, Anda bisa memahami bahwa alat berat tidak berfungsi optimal karena alasan tertentu.

Dalam bisnis, tahapan ini terkenal dengan istilah FMEA atau Failure Mode and Effects Analysis yang menjadi proses penilaian atas potensi yang bisa mengakibatkan kegagalan serta dampaknya.

Dengan ini, akhirnya Anda memahami bahwa penyebab dari tidak berfungsinya alat berat karena sudah beroperasi lebih dari 100 jam.

Memang mirip dengan contoh preventive maintenance karena keduanya sering bersanding untuk mendapatkan hasil optimal.

Dalam tahapan ini, perusahaan memang harus proaktif mencari data dan informasi agar memahami berbagai macam mode gagalnya suatu aset beroperasi.

4. Menilai Dampak Kegagalan Aset

Selanjutnya yakni menilai dampaknya. Ini memang jadi sub-tahapan dari RCM. Tahapan penilaian satu ini bisa pakai banyak metode seperti:

  • FMEA
  • Analisis Kegagalan, Mode, Efek, dan Kritis atau FMCA
  • Studi Bahaya dan Pengoperasian atau HAZOPS
  • Fault Tree Analysis atau FTA
  • Inspeksi Berbasis Risiko atau RBI

5. Menentukan Maintenance untuk Semua Mode Kegagalan

Setelah mode dari kegagalan sudah Anda pahami sepenuhnya, penentuan upaya dan strategi maintenance dari setiap kegagalan yang terjadi adalah tahapan lanjutan dari RCM.

Probabilitas dari semua mode kegagalan harus Anda nilai, faktor-faktornya pun harus Anda pahami, lengkap juga dengan histori maintenance serta kondisi komponen.

6. Penerapan

Barulah setelah tahu strategi maintenancenya, Anda bisa menerapkannya sekaligus melakukan tindakan peninjauan secara berkala.

7. Menerapkan Berbagai Jenis Maintenance

Sebelumnya mungkin Anda pernah dengar soal preventive maintenance, breakdown maintenance, predictive maintenance, dan sebagainya.

Itu adalah berbagai jenis maintenance yang efektif dalam tahap lanjutan RCM ini karena semua jenis di atas, menjadi pemeliharaan berbasis kondisi atau Condition-Based Maintenance/CBM.

Pilih Jasa Maintenance Tepat untuk Jaga Aset Kendaraan Bisnis

Tak kalah penting lagi, Anda bisa memberikan tugas pemeliharaan untuk aset seperti kendaraan bisnis pada penyedia jasa yang terpercaya seperti Halo Auto Indonesia.

Segala jenis perawatan hingga perbaikan, akan ditangani oleh tenaga ahli yang telah berpengalaman bertahun-tahun di Halo Auto Indonesia. Segera, hubungi kami untuk perawatan kendaraan bisnis Anda!

FAQ

Pentingkah penerapan RCM dalam perusahaan?

Sangat penting karena melakukan identifikasi untuk memprioritaskan dan mengetahui cara mencegah berbagai mode kegagalan aset atau peralatan milik perusahaan.

Apa bedanya dengan preventive maintenance?

Bedanya berdasarkan jenis maintenance. RCM berbasis pada sistem dan proses atau alur pemeliharaan sedangkan preventive maintenance berbasis pada kondisi.

Apa tujuan utama penerapan RCM?

Demi efisiensi budget dan peningkatan produktivitas.

Leave a Reply