6 Penerapan K3 Pertambangan, Lindungi Karyawan Anda!

Pertambangan adalah jenis industri yang memiliki risiko tinggi. Terutama bagi para pekerjanya. Maka, penting untuk memahami penerapan K3 pertambangan untuk membuat Anda jauh lebih aman... .

Pertambangan adalah jenis industri yang memiliki risiko tinggi. Terutama bagi para pekerjanya. Maka, penting untuk memahami penerapan K3 pertambangan untuk membuat Anda jauh lebih aman ketika bekerja di industri pertambangan.

Namun, urusan penerapan K3 di areal tambang sudah cukup optimal karena Databoks menjelaskan pada tahun 2021, angka kecelakaan di area pertambangan mengalami penurunan 27,3% dari tahun 2020.

Ini artinya, penerapan peraturan K3 pertambangan sudah cukup optimal meskipun belum membuat tidak ada kecelakaan kerja sebesar 100%. Nah, mau tahu penerapannya seperti apa? Anda bisa cek di sini.

Baca Juga: 6 Tambang Batu Bara Terbesar di Indonesia

Penerapan K3 Pertambangan

Tujuan K3 pertambangan tentu saja untuk membuat para pekerjanya terlindungi. Selamat secara fisik dan juga mental. Hal ini karena maksimalnya penerapan K3 di pertambangan. Misalnya dengan:

1. Standarisasi Alat-Alat dan Perlengkapan Kerja

Pertama, penerapannya bisa Anda lihat dalam penggunaan alat-alat dan perlengkapan kerja berstandar tinggi.

Perusahaan tambang akan bertanggung jawab serta memastikan jika seluruh peralatan dan perlengkapan yang ada, sudah memenuhi standar internasional serta dioperasikan berdasarkan standar keamanan yang berlaku.

Tentu saja ini penting karena dapat meminimalisir angka kecelakaan kerja karena faktor alat dan perlengkapan yang tidak sesuai standar internasional, atau minimal standar dari Kementerian.

Standar Nasional Indonesia (SNI) sebenarnya sudah menjadi parameter minimum apakah perusahaan sudah punya alat dan perlengkapan yang sesuai atau tidak.

2. Sosialisasi Kepada Seluruh Pihak

Sebelum benar-benar memasuki dunia pertambangan, akan ada materi K3 pertambangan yang disosialisasikan kepada hampir seluruh pihak.

Entah pekerja di lokasi tambang hingga staff yang tergabung dalam perusahaan industri pertambangan.

Dengan adanya sosialisasi, akhirnya semua bisa paham mengenai aturan sekaligus hak yang akan mereka dapatkan.

Nah, salah satu yang menjadi materi sosialisasinya adalah kebijakan mengenai K3 yang penting agar masing-masing pekerja bisa terlindungi.

Dalam materinya, perusahaan memberikan wawasan tentang pentingnya K3. Tentu saja tujuannya agar setiap pekerja dan orang yang tergabung di dalam perusahaan bisa menjalankan K3 sesuai aturan yang berlaku.

K3 pertambangan juga mencakup pengetahuan agar karyawan bisa memperoleh hak yang sesuai dengan bagian atau posisinya.

Tak jarang, perusahaan pertambangan menawarkan pelatihan K3 di perusahaan melalui kerja sama dengan sejumlah instansi yang punya standar pelatihan tertentu.

3. Program Sertifikasi Karyawan

K3 pertambangan batubara dan berbagai jenis tambang lainnya sudah pasti memberlakukan program ini.

Kegiatan sertifikasi sangat penting untuk memberi bekal para pekerja utamanya bekal teknis untuk pekerja dengan risiko kecelakaan yang tinggi.

Salah satu contohnya saat mengoperasikan unit alat berat. Bahkan tak jarang ini menjadi prasyarat awal sebelum mereka mendapatkan pekerjaan mengoperasikan alat berat.

Misalnya, harus mengantongi sertifikat Surat Izin Operator (SIO) sesuai dengan jenis alat berat yang akan dioperasikan.

Bentuk K3 pertambangan yang lainnya juga bisa mengenai kemampuan non-teknis guna memahami kompetensi yang menjadi kebutuhan utama dalam bidangnya.

Tak jarang, perusahaan tambang akan mengikutsertakan karyawannya untuk ikut dalam program pelatihan maupun sertifikasi Pengawas Operasional Pertama (POP) Pertambangan yang merupakan sertifikasi BNSP.

4. Pengadaan Prasarana Darurat

Pengadaan alat yang sesuai standar, itu wajib. Memberikan pengetahuan dan wawasan soal K3 juga menjadi hal wajib.

Nah, selain keduanya juga ada pengadaan prasarana darurat. Perusahaan juga memiliki tugas ini, yakni memastikan ketersediaan peralatan saat kejadian tak terduga.

Dengan kata lain, ini adalah langkah preventif dari perusahaan. Penyediaan prasarana darurat ini akan sangat berguna untuk meminimalisir kesalahan teknis dan mendapatkan penanganan lebih awal.

5. Pengecekan Lingkungan Kerja

Setiap pekerja yang berada di area tambang, harusnya telah paham ini. Ada penerapan lain yakni pengecekan lingkungan kerja.

Jadi, area atau site tambang sudah lebih dulu mendapatkan pengecekan soal keamanan dan kondusivitasnya.

Hal ini penting untuk mengetahui di mana letak alat berat yang strategis, posisi crew saat bekerja, dan menentukan berbagai macam hal untuk menjaga keselamatan pekerja di pertambangan.

Bahkan pengecekan juga akan berlaku di tempat yang menjadi kantor utama. Pengecekan ini akan memantau intensitas cahaya, sanitasi area, ventilasi, polusi, kebersihan, dan lainnya.

Intinya, penerapan K3 pertambangan ini guna memastikan tempat kerja yang layak untuk karyawan. Dengan memastikan lingkungan yang aman, hal ini bisa meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja akibat kelalaian K3 di area pertambangan.

6. Menjamin Keselamatan Tamu

Perusahaan pertambangan adalah industri yang sering kali kedatangan tamu. Misalnya saja saat ada pengawas lingkungan yang datang, mandor, mahasiswa yang sudah dapat izin, pihak pemerintah, dan masih banyak lagi.

Intinya mereka-mereka yang berasal dari eksternal perusahaan juga akan memperoleh perlindungan untuk menjaga keselamatannya. Terutama ketika mereka datang ke area pertambangan.

Komite K3 di pertambangan, nantinya akan memberi panduan selama kunjungan tamu dari awal hingga selesai.

Baca Juga: 11 Perusahaan Tambang di Indonesia yang Paling Besar

Elemen yang Harus Perusahaan Penuhi

K3 pertambangan ini sering juga mendapat sebutan sebagai SMKP (Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan). Nah, di dalamnya ada sejumlah elemen yang harus dipenuhi perusahaan. Di antaranya:

  • Kebijakan: berisi kebijakan dengan susunan perencanaan hingga penerapannya saat di lapangan yang sesuai dengan kondisi para pekerja.
  • Perencanaan: proses identifikasi awal mengenai risiko, upaya preventif, dan tindakan ketika terjadi hal yang tak diinginkan.
  • Organisasi: wajib memiliki KTT (Kepala Teknik Tambang) dan PJO (Penanggung Jawab Operasional).
  • Implementasi: meliputi pelaksanaan pengelolaan dalam pertambangan.
  • Evaluasi: proses pengawasan untuk mengukur tingkat keselamatan pekerja.
  • Dokumentasi: penting untuk menyediakan dokumen dan rekaman dalam penyusunan SMKP.

Merawat Kendaraan Tambang, Bentuk Penerapan K3

Satu hal lagi yang penting, yakni merawat kendaraan perusahaan tambang yang ada di perusahaan. Hal ini pun menjadi bagian atau bentuk penerapan K3 pertambangan. Merawat dan memperbaiki kendaraan, tentu juga demi keselamatan pekerja.

Di mana harus merawatnya? Harus di penyedia jasa profesional seperti PT. Halo Auto Indonesia dengan pengalaman selama bertahun-tahun untuk mendapatkan layanan terbaik demi menjaga kondisi kendaraan.

Leave a Reply